Kata Mutiara

Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan iaitu: Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna
(Sayidina Abu Bakar)

Jika tidak karena takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian

dipanggang untuk kami di depan pembakar roti.
(Sayidina Umar bin Khattab)

Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.
(Sayidina Umar bin Khattab)

Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia.
(Sayidina Umar bin Khattab)

-Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya
-Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina
-Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya
-Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga

(Sayidina Umar bin Khattab)

Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahawa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik sebagaimana yang Engkau cintai.
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)

Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima?
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)

Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)

Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya.
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)

Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya.
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)

-Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu'
-Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia -Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur'an tanpa mengambil pangajaran daripadanya
-Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara'
-Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi
-Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki
-Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan
-Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara', sedang orang yang tidak wara' itu bererti hatinya mati
(Sayidina Ali Karamallahu Wajhah)

Dia berkata kepada para sahabat,"Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah org yg paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkan aku!"
(Sayidina Abu Bakar)

Alkisah di Negeri yang namanya Indonesia ini banyak sekali bermunculan pengamat pengamat amatiran, mungkin salah satunya termasuk kita sendiri.
Hampir semua masalah dikomentari dengan gaya dan bahasa mereka.
Entah latar belakangnya memang ahli dibidang itu atau mungkin hanya setengah setengah saja.

Anehnya banyak orang yang terpengaruh dengan bisik bisik  para pengamat tersebut hingga serba salah untuk melangkah.
Tapi bagi mereka yang memegang prinsip : Jalankan saja semua apa yang akan kita jalankan asal menurut kita benar. Benar disini harus berpedoman pada agama, baik dan buruk, etika dan budi pekerti.

 Contoh Kasus,

Seorang Anak dan Bapak berjalan pada keramaian orang banyak dengan menuntun seekor kuda.
Si Bapak dan si Anak berjalan menuntun kuda tersebut tanpa menaiki kudanya.
Apa kata orang banyak tersebut?

punya kuda kok nggak dinaikkin dasar Goblok.

Lalu keesokan harinya mereka berjalan kembali dengan Bapak yang naik diatas kuda tersebut  sedangkan siAnak menuntun kuda.
Apa kata mereka :
Bapak nggak tahu diri anaknya dibiarkan berjalan sedang dia enak enakan diatas kuda.

Besoknya Si anak yang naik kuda dengan Bapak berjalan menuntun kuda.
Apa kata mereka :
Anak durhaka tidak kasihan sama orang tua yang telah mencari nafkah siang dan malam.

Esoknya si Anak dan si Bapak naik bersama sama diatas kuda tersebut.
Apakata mereka :
Manusia nggak punya perikebinatangan. Kuda tua dinaikin berdua belum lagi membawa beban dikiri kanannya.

Jadi sebenarnya yang benar itu seperti apa?
Memang menghadapi manusia manusia seperti ini  perlu strategi yangbenar.
Mereka yang hobi membicarakan kelemahan orang lain harus dihadapi dengan sabar.
Beruntunglah kita kita yang sibuk membenahi diri sendiri tanpa harus jadi pengamat amatiran.

Antara pengamat dan provokator itu sangat tipis batasnya. Selamat merenungkan contoh kasus diatas.
Semoga dapat membantu dlam berpikir secara dewasa.